Di persimpangan berdiri,
Saat hampa dan tidak pasti mengisi ruang diri.
Tanpa jawaban.
Terjerat dalam pekat hisapan.
Kala langit tak dapat mendengar,
Kala bumi tak memberikan jawaban,
Tawa, caci makian, kemarahan dan hinaan mencabik-cabik diri.
Berlumur dan memasung diri dalam hitam dan putih kebenaran yang sudah mulai dipertanyakan.
Saat buta, tuli dan diselimuti kebisuan.
Terdengar suara dari ruang gelap jiwa.
Ruang yang tak pernah ditapaki. Ruang yang jauh dari kata suci.
Saatnya berdamai dengan sisi gelap diri.
Saatnya menyetubuhi kerisauan hati.
Menembus dan melewati.
Ada suara hati,
Nyanyian suci di balik gelap jiwa.
Tegak berdiri sebuah intuisi.
Berserah dalam ketidaksempurnaan diri.
Melukiskan kesucian hari.
Jakarta Barat, 15 Januari 2009 Masehi.
Teguh Triatmoko.
Siklus Bulan:
18 Suro 1942 Jawa.
18 Muharram 1430 Hijriah.
82% Pasang Surut.
Saat hampa dan tidak pasti mengisi ruang diri.
Tanpa jawaban.
Terjerat dalam pekat hisapan.
Kala langit tak dapat mendengar,
Kala bumi tak memberikan jawaban,
Tawa, caci makian, kemarahan dan hinaan mencabik-cabik diri.
Berlumur dan memasung diri dalam hitam dan putih kebenaran yang sudah mulai dipertanyakan.
Saat buta, tuli dan diselimuti kebisuan.
Terdengar suara dari ruang gelap jiwa.
Ruang yang tak pernah ditapaki. Ruang yang jauh dari kata suci.
Saatnya berdamai dengan sisi gelap diri.
Saatnya menyetubuhi kerisauan hati.
Menembus dan melewati.
Ada suara hati,
Nyanyian suci di balik gelap jiwa.
Tegak berdiri sebuah intuisi.
Berserah dalam ketidaksempurnaan diri.
Melukiskan kesucian hari.
Jakarta Barat, 15 Januari 2009 Masehi.
Teguh Triatmoko.
Siklus Bulan:
18 Suro 1942 Jawa.
18 Muharram 1430 Hijriah.
82% Pasang Surut.
Komentar