MEREKA BENCI PUISI

Beberapa orang memandang puisi sangatlah sentimentil, tidak realistis dan tidak berguna. Hal itu bagi aku hanya masalah kacamata isi kepala yang beragam saja. Pendapat memang tidak dapat seragam dan pendapat juga harus diuji dengan pengalaman melakukan.

Bagiku menulis puisi memberikan secuil makna kehidupan. Kehidupan itu seperti menulis puisi, sama-sama merupakan karya. Ia adalah hasil dari rasa yang diikat lewat pilihan-pilihan kata. Namun karya puisi yang benar-benar tercipta dengan indah adalah pemberian Tuhan. Ia tak dapat lagi dikatakan jumlah dari pilihan-pilihan. Walaupun pilihan adalah bagian darinya.

Kemudian bagaimana penulisan puisi itu dimulai adalah tanpa pilihan, bagiku saat mulai penciptaan puisi, aku hanya punya satu pilihan: aku ingin membuat puisi. Hanya itu, dan ia mengajarkanku bagaimana menjadi lelaki itu, walaupun keras diluar, ia harus mampu melukiskan kelembutan di dalam dirinya.

Dan terserah jika mereka masih membenci puisi.



Jakarta Barat, 5 Maret 2011 Masehi.
Teguh Triatmoko.

Siklus Bulan:
29 Mulud 1944 Jawa.
29 Rabiul Awal 1432 Hijriah.
0% Bulan Baru.




Komentar

P.O.P 7

KISAH SKIZOFRENIA NO. 108

KISAH SKIZOFRENIA NO. 109

KISAH SKIZOFRENIA NO. 107

KISAH SKIZOFRENIA NO. 110

KISAH SKIZOFRENIA NO. 106

KISAH SKIZOFRENIA NO. 95

Tayangan Populer

KABAR CERITERA

HERBA

BISIK

PENGORBANAN

ISI

DIALOG ZAMAN

RUMPUT LIAR PENJAGA SANG MAWAR

SURAT UNTUK BUNDA