Terkadang Tuhan membawa manusia untuk tersesat dan menjadi pendosa sebagai ayat bahwa dirinya akan ditransformasikan menuju kesadaran yang lebih tinggi. Agar manusia dapat benar-benar merasakan tanganNya. Agar manusia terbebas dari rasa takut/khawatir/prasangka buruk tentang perjalanan hidupnya dan kehidupan diluar dirinya. Bukankah Ia telah memilih siapa-siapa saja untuk disesatkan dan dicerahkan?
Semakin panjangnya perjalanan, bertambah usia, beberapa masih melekat pada pandangan lamanya, beberapa pasrah menerima setiap peristiwa. Beberapa melekat pada penderitaan ketakutannnya, beberapa terbebas dan percaya diri segala yang terjadi adalah jalan yang memang harus dinikmati dan diambil pengetahuannya.
Karena hidup bukan hanya melulu tentang maju ke depan, ia juga tentang perjalanan pendakian gunung cahaya kesadaran ke atas. Dalam pendakian gunung cahaya kesadaran tersebut pada awalnya kita mungkin mengeluh, membenci, menghardik melalui semak belukar, ular, ketakutan gelap malam, bersedih kehilangan dan rusaknya alat-alat pendakian seperti tongkat, kompas, dayung jika melalui arus sungai jeram. Namun perlahan-lahan ketika terus berjalan semakin ke atas, kita mulai memahami itu semua, yang terkadang sangatlah irasional.
Semakin menuju ke puncak semakin kita tahu, bentuk-bentuk kompleks yang telah kita lalui yang membuat pandangan terdistorsi mulai semakin melembut, mulai semakin sederhana, mulai semakin terlihat bentuk lukisan yang indah. Mulai menyadari adanya hal-hal suprabentuk.
Dan ketika sampai pada puncak gunung cahaya kesadaran, betapa indahnya pemandangan di bawah yang telah kita lalui. Kita benar-benar berterima kasih diberikan pemandangan yang begitu menakjubkan, membahagiakan sekaligus mengerikan yang bersatu menjadi rasa cinta. Benar-benar seperti berada pada alam material dan amaterial.
Dan kemudian bentuk kita hilang tersapu cahaya di puncak gunung.
Jakarta Barat, 15 Mei 2014 Masehi.
Teguh Triatmoko.
Siklus Bulan:
15 Rejeb 1947 Jawa.
15 Rajab 1435 Hijriah.
100% Terang Bulan.
Komentar