Di Indonesia
dikenal beberapa sistem kalendar. Yang saya ketahui adalah pertama, sistem
kalendar Masehi. Sistem ini dibuat pada zaman Kekaisaran Romawi Kuno dan sistem
Masehi adalah sistem yang berdasarkan perputaran bumi pada matahari dan Masehi
adalah tanda era keKristenan yang di tandai dengan lahirnya Isa. Penamaan bulan
dan hari juga masih erat berkaitan dengan era Paganisme.
Kemudian sistem
kalendar Jawa yang berbasiskan pada perputaran bulan pada bumi dan penamaan
bulan dan hari lebih erat berkaitan dengan pandangan Kejawen dan Islam. Lalu
kemudian juga ada sistem kalendar Islam yang disebut dengan sistem kalendar Hijriyah
yang berbasiskan perputaran bulan pada bumi. Penamaan hari dan bulan erat
berkaitan dengan pandangan Islam. Dan terakhir adalah sistem kalendar Saka
dengan berbasiskan sistem perputaran bumi pada matahari dan perputaran bulan
pada bumi. Kalendar ini berkaitan erat dengan wilayah Hindu-Bali.
Jika sistem kalendar ini masuk ke dalam suatu bentuk
spritualitas sekular, maka sejau mana kekuatan pengaruh kalendar berbasis
matahari? Lalu apakah kekuatan pengaruh sistem kalendar berbasis bulan mampu
melebihi pengaruh dari sistem kalendar berbasis matahari? Tentu saja ini adalah
suatu pertanyaan yang tidak bisa diabaikan dan mengandung suatu bentuk
filosofis.
Tentu saja dampak dari pertanyaan ini akan berpengaruh
kepada suatu bentuk peribadatan yang dipengaruhi oleh suatu sistem bulan pada
agama-agama yang dipengaruhi oleh sistem bulan.
Bekasi,
17 Juli 2020 Masehi.
Teguh
Triatmoko.
Siklus
Bulan:
26 Dulkaidah 1953 Jawa.
26 Zulkaidah 1441 Hijriah.
14% Pasang Surut.
Komentar