Dikisahkan bahwa Joachim seorang tukang kayu mempunyai
seorang istri bernama Hanah dan dikaruniai seorang putri bernama Maria. Mereka
tinggal di wilayah Nazareth dan Maria lahir di kota Nazareth, Israel. Pada
waktu itu Israel masih merupakan wilayah Kekaisaran Romawi Kuno.
Mereka (Joachim, Hannah dan Maria) dikisahkan sedang
dalam perjalanan menuju Kota Betlehem yaitu menuju arah Barat dari kediaman
Joachim. Sepanjang perjalanan mereka bertemu Kaum Essene, Zacharias, Rachel dan
anaknya yang bernama Maria de Magdalena (Maria Magdalene) dan kawanan
pemberontak pasukan Romawi Kuno. Dalam perjalanan yang penuh intrik dan
emosional, Maria de Nazareth melahirkan seorang anak yang tidak diketahui
dengan jelas siapa bapaknya. Anak tersebut diberi nama Yoshua atau dalam dialeg
orang Romawi disebut Yesus, atau dalam dialeg Yunani disebut Isa.
Kemudian ketika Yesus dewasa ia menjalin asmara dengan
kekasihnya Maria de Magdalena (dikisahkan sebagai perempuan pelacur) dan
mempunyai seorang anak tanpa ikatan pernikahan, akibat hal itulah ia disalib
dan juga pemberontakannya terhadap kekuasaan Romawi Kuno untuk memerdekakan
bangsa Israel. Ketika disalib diperkirakan Maria Magdalene yang melepaskan ia
dari tiang salib dan kemudian membuatkan kuil untuk Yesus.
Pelbagai versi mengenai perbedaan kisah Maria de
Nazareth (Maryam), Yesus dan Maria Magdalene memang telah mewarnai khazanah
ilmu pengetahuan agama-agama Timur Tengah, baik Islam maupun Kristen dan akibat
perkembangan Abad Pencerahan Eropa serta kemajuan teknologi.
Tulisan ini hadir bukan untuk membahas
perbedaan-perbedaan itu, namun tulisan ini hadir dalam rangka mencari suatu
ukuran bagaimana pola pikir perempuan dewasa (Empress) mengenai suatu tata keteraturan;
Pertama, ukuran pernikahan. Untuk mempunyai seorang
anak kandung, baik Empress maupun Emperor; harus melakukan ikatan
pernikahan. Dalam artian terjadi prosesi upacara pernikahan dan melibatkan
komuninya;
Kedua, ukuran relasi pertemanan. Pertemanan antara
Maryam dan Maria Magdalena sejak remaja, menjadi tolak ukuran perempuan untuk
mencari kekasih atau pun suami;
Ketiga, ukuran perempuan lebih kaya dan lebih dewasa.
Maria Magdalena yang pada saat remaja (sebelum Yesus lahir) merupakan anak dari
janda kaya Rachel dan kekayaannya melebihi Maryam dan Yesus, menjadi tolak ukur
jika untuk mencari kekasih atau pun suami bahwa perempuan harus lebih kaya dari
laki-laki. Di zaman kontemporer saat ini berapa aset pantas untuk menikah bagi
perempuan? Ukuran total aset 3 BTC menjadi ukuran untuk memulai pernikahan bagi
Empress/perempuan.
Bekasi,
3 Juli 2020 Masehi.
Teguh
Triatmoko.
Siklus
Bulan:
12 Dulkaidah 1953 Jawa.
12 Zulkaidah 1441 Hijriah.
97% Pasang Naik.
Komentar