Jika pada tulisan sebelumnya mengenai aktivitas pers
dan petanda siang hari. Maka kali ini saya akan membahas petanda malam dalam
tulisan singkat berbentuk perspektif mengenai budaya membaca tulisan atau
mengenal aksara.
Dalam membentuk suatu peradaban dan kebudayaan atau
pada perkembangan suatu peradaban dan kebudayaan yang semakin tinggi dengan
berkembangnya kekayaan pasti akan menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan
aksara dan budaya baca-tulis terutama dalam pergaulan laki-laki.
Mengapa saya katakan penting dalam pergaulan laki-laki?
Karena budaya baca-tulis, terutama budaya membaca, hal ini timbul ketika
masa-masa peralihan dari suatu peradaban dan kekuasaan yang bersifat matriarkis
menuju peradaban dan kekuasaan yang besifat patriarkis yang tampak dalam aksara
paku dalam Codex Hammurabi. Lalu juga
dalam kisah Mary de Nazareth (seorang perempuan dari bangsa Israel yang hidup
pada masa Sebelum Masehi dan awal Masehi) dikatakan bahwa perempuan tidak
diperkenankan untuk membaca teks agama, atau dengan kata lain, hal-hal yang berkaitan
dengan budaya membaca hanya diperbolehkan dalam kalangan pergaulan laki-laki.
Jika pun ada perempuan yang bisa membaca, biasanya perempuan itu dari golongan
kelas yang kaya raya. Hal ini juga tampak pada masa RA Kartini (seorang
perempuan Jawa yang hidup pada akhir abad 19 dan awal abad 20) dimana pada saat
itu perempuan Jawa sangat sedikit yang bisa membaca.
Pada peradaban dan kebudayaan kuno, biasanya suatu teks
atau tulisan dikumpulkan atau dibuat oleh seseorang dengan sebutan Hierophant (julukan pendeta jaman peradaban
ancient, dimana seorang pendeta ini
biasanya tidak menikah dan tidak mempunyai anak kandung keturunan secara
genetik). Jadi sampai di sini, saya
menyimpulkan budaya membaca atau yang berkaitan dengan budaya baca-tulis adalah
bagian dari sisi gelap/malam suatu peradaban karena dengan hal inilah
pengetahuan-pengetahuan membangun peradaban diteruskan.
Disebutkan dalam suatu kisah peradaban Islam bahwa sang
Rasulullah bernama Muhammad menerima pesan/wahyu pertama di dalam sebuah gua
(ruangan dalam celah bebatuan) bernama Gua Hira. Isi dari pesan atau wahyu atau
pun perintah pertama adalah mengenai membaca/mengenal aksara dalam aktivitas
penciptaan. Di sini terlihat suatu gambaran mengenai hubungan kegelapan,
penciptaan dan membaca aksara.
Kemudian saya melihat dalam gelap malam terdapat suatu
bulan yang dikatakan dalam sains modern mempunyai fase pencahayaan dari sinar
matahari hingga membentuk apa yang dinamakan teori rotasi bulan dan siklus fase
dari Bulan Baru hingga Terang Bulan. Berdasarkan fase bulan inilah saya
mempunyai perspektif, fase ini bisa dibagi dalam 16 wilayah sebagaimana teori
Psikologi Analitik dari Carl Gustav Jung, seorang Psikiatris dari Swiss, yang
membagi manusia ke dalam 16 tipe kepribadian. Masalah psikis ini merupakan
masalah jiwa yang bisa dikatakan bagian dari malam. Pertanyaan saya adalah
apakah fase bulan ini mempunyai dampak terhadap psikologi sehingga dapat dibagi
menjadi 16 tipe untuk membuat suatu teori yang bersifat berkompetensi sekaligus
melengkapi khazanah ilmu psikologis? Tentu saja hal ini hanya mampu dijawab
melalu pembentukkan riset yang juga membutuhkan suatu ukuran biaya yang cukup
besar.
Kembali mengenai topik pembahasan 16 wilayah dalam fase
bulan pada malam hari, dalam hal ini saya membagi 4 wilayah penting dalam pembacaan
fase bulan dan hubungannya dengan psikis seorang individu.
1. Wilayah
ekstrem Bulan Baru: Wilayah ini adalah wilayah 0% pencahayaan matahari terhadap
bulan atau dapat dikatakan bulan baru. Wilayah ini bisa disebut juga dengan
wilayah devil. Individu yang lahir pada wilayah ekstrem ini bersifat Devil jika tidak mengenal suatu teks
atau tulisan atau aksara. Jika sudah mengenal pelbagai macam teks, aksara,
tulisan dan literatur maka orang yang lahir pada wilayah ini akan bersifat
seperti Hermit.
2. Wilayah
kisaran ekstrem Bulan Baru: Wilayah ini adalah wilayah 12,5% pasang surut
sampai 12,5% pasang naik pencahayaan matahari terhadap bulan. Individu yang
lahir dalam kisaran wilayah ini bersifat kepemimpinan seperti Raja atau Ratu.
3. Wilayah
kisaran ekstrem Terang Bulan: Wilayah ini adalah wilayah 87,6% pasang naik
sampai 87,6% pasang surut cahaya matahari terhadap bulan. Individu yang lahir
dalam wilayah ini bersifat Kekaisaran.
4. Wilayah
ekstrem Terang Bulan: Wilayah ini adalah wilayah 100% pencahayaan matahari
terhadap bulan atau dapat dikatakan Terang Bulan. Individu yang lahir pada
wilayah ekstrem ini bersifat Hierophant
atau High Priestess.
Bekasi,
19 Mei 2020 Masehi.
Teguh
Triatmoko.
Siklus
Bulan:
26 Puasa 1953 Jawa.
26 Ramadhan 1441 Hijriah.
12% Pasang Surut.
Komentar