IQRA! BACALAH! PETANDA MALAM!


Jika pada tulisan sebelumnya mengenai aktivitas pers dan petanda siang hari. Maka kali ini saya akan membahas petanda malam dalam tulisan singkat berbentuk perspektif mengenai budaya membaca tulisan atau mengenal aksara.
Dalam membentuk suatu peradaban dan kebudayaan atau pada perkembangan suatu peradaban dan kebudayaan yang semakin tinggi dengan berkembangnya kekayaan pasti akan menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan aksara dan budaya baca-tulis terutama dalam pergaulan laki-laki.
Mengapa saya katakan penting dalam pergaulan laki-laki? Karena budaya baca-tulis, terutama budaya membaca, hal ini timbul ketika masa-masa peralihan dari suatu peradaban dan kekuasaan yang bersifat matriarkis menuju peradaban dan kekuasaan yang besifat patriarkis yang tampak dalam aksara paku dalam Codex Hammurabi. Lalu juga dalam kisah Mary de Nazareth (seorang perempuan dari bangsa Israel yang hidup pada masa Sebelum Masehi dan awal Masehi) dikatakan bahwa perempuan tidak diperkenankan untuk membaca teks agama, atau dengan kata lain, hal-hal yang berkaitan dengan budaya membaca hanya diperbolehkan dalam kalangan pergaulan laki-laki. Jika pun ada perempuan yang bisa membaca, biasanya perempuan itu dari golongan kelas yang kaya raya. Hal ini juga tampak pada masa RA Kartini (seorang perempuan Jawa yang hidup pada akhir abad 19 dan awal abad 20) dimana pada saat itu perempuan Jawa sangat sedikit yang bisa membaca.
Pada peradaban dan kebudayaan kuno, biasanya suatu teks atau tulisan dikumpulkan atau dibuat oleh seseorang dengan sebutan Hierophant (julukan pendeta jaman peradaban ancient, dimana seorang pendeta ini biasanya tidak menikah dan tidak mempunyai anak kandung keturunan secara genetik). Jadi sampai di sini, saya menyimpulkan budaya membaca atau yang berkaitan dengan budaya baca-tulis adalah bagian dari sisi gelap/malam suatu peradaban karena dengan hal inilah pengetahuan-pengetahuan membangun peradaban diteruskan.
Disebutkan dalam suatu kisah peradaban Islam bahwa sang Rasulullah bernama Muhammad menerima pesan/wahyu pertama di dalam sebuah gua (ruangan dalam celah bebatuan) bernama Gua Hira. Isi dari pesan atau wahyu atau pun perintah pertama adalah mengenai membaca/mengenal aksara dalam aktivitas penciptaan. Di sini terlihat suatu gambaran mengenai hubungan kegelapan, penciptaan dan membaca aksara.
Kemudian saya melihat dalam gelap malam terdapat suatu bulan yang dikatakan dalam sains modern mempunyai fase pencahayaan dari sinar matahari hingga membentuk apa yang dinamakan teori rotasi bulan dan siklus fase dari Bulan Baru hingga Terang Bulan. Berdasarkan fase bulan inilah saya mempunyai perspektif, fase ini bisa dibagi dalam 16 wilayah sebagaimana teori Psikologi Analitik dari Carl Gustav Jung, seorang Psikiatris dari Swiss, yang membagi manusia ke dalam 16 tipe kepribadian. Masalah psikis ini merupakan masalah jiwa yang bisa dikatakan bagian dari malam. Pertanyaan saya adalah apakah fase bulan ini mempunyai dampak terhadap psikologi sehingga dapat dibagi menjadi 16 tipe untuk membuat suatu teori yang bersifat berkompetensi sekaligus melengkapi khazanah ilmu psikologis? Tentu saja hal ini hanya mampu dijawab melalu pembentukkan riset yang juga membutuhkan suatu ukuran biaya yang cukup besar.
Kembali mengenai topik pembahasan 16 wilayah dalam fase bulan pada malam hari, dalam hal ini saya membagi 4 wilayah penting dalam pembacaan fase bulan dan hubungannya dengan psikis seorang individu.
1.   Wilayah ekstrem Bulan Baru: Wilayah ini adalah wilayah 0% pencahayaan matahari terhadap bulan atau dapat dikatakan bulan baru. Wilayah ini bisa disebut juga dengan wilayah devil. Individu yang lahir pada wilayah ekstrem ini bersifat Devil jika tidak mengenal suatu teks atau tulisan atau aksara. Jika sudah mengenal pelbagai macam teks, aksara, tulisan dan literatur maka orang yang lahir pada wilayah ini akan bersifat seperti Hermit.
2.  Wilayah kisaran ekstrem Bulan Baru: Wilayah ini adalah wilayah 12,5% pasang surut sampai 12,5% pasang naik pencahayaan matahari terhadap bulan. Individu yang lahir dalam kisaran wilayah ini bersifat kepemimpinan seperti Raja atau Ratu.
3.  Wilayah kisaran ekstrem Terang Bulan: Wilayah ini adalah wilayah 87,6% pasang naik sampai 87,6% pasang surut cahaya matahari terhadap bulan. Individu yang lahir dalam wilayah ini bersifat Kekaisaran.
4.  Wilayah ekstrem Terang Bulan: Wilayah ini adalah wilayah 100% pencahayaan matahari terhadap bulan atau dapat dikatakan Terang Bulan. Individu yang lahir pada wilayah ekstrem ini bersifat Hierophant atau High Priestess.



Bekasi, 19 Mei 2020 Masehi.
Teguh Triatmoko.

Siklus Bulan:
26 Puasa 1953 Jawa.
26 Ramadhan 1441 Hijriah.
12% Pasang Surut.




Komentar

P.O.P 7

HIGH HORSE

LPLS

CFY

SANKT PETERSBURG

RIDE OR DIE 6

ISU #3

SEOUL

Tayangan Populer

KABAR CERITERA

DIALOG ZAMAN

HERBA

SURAT UNTUK BUNDA

RUMPUT LIAR PENJAGA SANG MAWAR

BISIK

ISI

PENGORBANAN