Ia bangga sekali memasang fotonya yang lumayan keren di dinding ruang kerjanya, persis di bawah jam. Berhubung ia sering melaksanakan tugas-tugas negara di luar kantor, foto itu dianggapnya dapat mewakili cintanya yang resmi kepada instansi yang dipimpinnya serta pegawai-pegawainya yang patuh-setia.
Tiap hari ada saja pegawai yang datang terlambat. Tanpa sungkan-sungkan pegawai langsung menuju ke ruang kerjanya dan menghormat fotonya: “Maaf bos, saya telat. Kena macet.” Pegawai yang suka ngacir lebih dulu juga tidak malu-malu minta pamit kepada fotonya: “Saya ijin membolos ya bos. Mau buang sebel di kafe.”
Setelah beberapa hari tidak menjenguk kantor, siang itu ngapain bos nongol. Pura-pura tampak berwibawa, ia meluncur ke ruang kerjanya untuk menghadap fotonya: “Selamat siang bos. Apa kabar? Lama tidak kelihatan.” Para pegawai berpandang-pandangan penuh keheranan. “Foto itu sudah gila!” seru salah seorang dari mereka.
Joko Pinurbo
Sumber: Kumpulan puisi Joko Pinurbo. “Telepon Genggam”. Penerbit Buku Kompas: DKI Jakarta. Tahun 2003 Masehi.
Posted:
Bekasi Kota, 20 Mei 2024 Masehi.
Teguh Triatmoko.
Siklus Bulan:
91% Pasang Naik.
KISAH SKIZOFRENIA NO. 108
2:14 PM, ketika banyak presiden-presiden di belakang di makzulkan, maka rekonstruksi NKRI menjadi hal yang masuk akal daripada terjebak pada pengulangan sejarah. Kota Bekasi, 12 Juni 2025 Masehi. Teguh Triatmoko. Siklus Bulan: 100% Terang Bulan.
Komentar