Tulisan ini menarik suatu akar masalah konflik Israel-Palestina dari penggalan periode sekitar abad ke-30 SM (Sebelum Masehi). Dikatakanlah bahwa pada abad ke-30 SM (3500 SM) terdapat peradaban Sumeria yang merupakan suatu jenis Surga/Eden/Taman Tersembunyi/Jhannah yang digambarkan pada teks-teks suci 3 agama langit (Kristen, Yahudi dan Islam). Peradaban Sumeria Kuno adalah peradaban yang sering disebut dengan peradaban yang timbul dalam wilayah yang disebut "Bulan Sabit yang Subur". Daerah Bulan Sabit yang Subur ini melintang dari tepian sungai Nil sampai tebing tepian sungai Eufrat (Mesir, Sudan, Ethiopia, Uganda, Kongo, Kenya, Tanzania, Rwanda, Burundi, Irak, Suriah dan Turki). Yang disebut Surga adalah pusat dari hulu sungai Eufrat dimana hulu tersebut memancarkan 4 aliran sungai termasuk Eufrat.
Peradaban Sumeria ini membangun pusat peradabannya dalam wilayah utara Bulan Sabit Subur dengan nama wilayah Mesopotamia (Irak, Iran, Kuwait, Suriah dan Turki).
I. ASAL BANGSA ISRAEL DAN PALESTINA
Dikatakan bahwa bangsa Israel adalah keturunan dari Ibrahim/Abraham yang berasal dari wilayah Ur, Mesopotamia. Kemudian mendapat perintah dari Tuhannya sekitar tahun 1750 SM untuk bermukim di Kanaan. Israel sendiri merupakan suatu perserikatan suku-suku (etnis-etnis)-suku yang ternama adalah suku Amorit-yang kemudian bersatu dengan nama bangsa Israel, melakukan migrasi ke Mesir Kuno karena bencana kelaparan dan pada awalnya berhasil hidup makmur namun akhirnya diperbudak oleh bangsa Mesir Kuno. Pada tahun sekitar 1250 SM, tuhan mereka Yahweh, membebaskan mereka dari perbudakan bangsa Mesir Kuno melalui Musa dengan pelariannya yang dapat membelah sungai Teberau dan membawa mereka sampai kembali ke perbatasan Kanaan. Kanaan merupakan wilayah perbatasan Imperium Mesir Kuno (Fir'aun\Faraoh) sejak abad ke-16 SM. Nama lain bangsa Israel adalah kaum Apiru, yaitu kaum yang bermusuhan dengan Fir'aun.
Wilayah Kanaan pada masa lampau merupakan suatu wilayah yang melintang dari Suriah, Lebanon, Yordania, Israel dan Palestina pada saat ini.
Penghuni asli wilayah Kanaan ini adalah berupa suku Hittit, Ammonit, Maobit dan Edomit. Kemudian bangsa Filistin (Palestina) merupakan bangsa pendatang di wilayah Kanaan yang berasal dari laut Aegea. Mereka menetap di daerah gunung Karmel dan padang pasir dalam wilayah Kanaan. Bangsa Filistin bukanlah bangsa Arab karena bangsa Arab baru meng-Islamkan bangsa Filistin/Falastin pada abad ke-7 M, sedangkan bangsa Filistin telah menetap di Kanaan sejak abad ke-43 SM. Bangsa Palestina saat ini merupakan keturunan Arab, Turki, Romawi, Parsi dan Yunani karena wilayah Kanaan pernah diduduki oleh bangsa-bangsa tersebut.
II. AWAL KONFLIK BANGSA ISRAEL DAN PALESTINA
Setelah bangsa Israel melarikan diri ke tepi batas wilayah Mesir Kuno yaitu wilayah Kanaan pada abad ke-13 M, mereka mendirikan peradabannya hingga akhirnya berdiri 2 kerajaan yaitu Kerajaan Israel Utara (Samaria)-Palestina, West Bank, Israel-pada abad ke 9 SM dan Kerajaan Israel Selatan/Yehuda (Yerussalem) pada abad ke 12 SM.
Awal doktrin untuk menghancurkan penduduk Kanaan dimulai pada abad ke-12 SM pada kerajaan Israel bagian Selatan yang juga bertepatan dengan migrasi bangsa Filistin ke wilayah selatan Kanaan. Kemudian kejayaan bangsa Israel mendirikan kembali kerajaan Israel bagian Utara pada abad ke-9 SM. Kerajaan Samaria berhasil ditaklukan oleh Kekaisaran Asyur (Arab Kuno) pada abad ke-7 SM (migrasi kembali bangsa Israel ke kerajaan Yehuda dan para pemimpinnya dibuang ke Asyur) dan kemudian Kekaisaran Asyur terus menteror kerajaan Yehuda sampai akhirnya dapat dipatahkan pada abad ke-6 SM akibat mendapat serangan dari supremasi Kekaisaran Babel/Babilonia dan juga kerajaan Yehuda. Kemudian supremasi Babilonia menghancurkan kerajaan Yehuda pada abad ke-5 SM yang mengakibatkan bangsa Israel mengalami Diaspora.
III. KONFLIK ISRAEL PALESTINA PADA MASA MODERN
Setelah kehancuran kerajaan-kerajaan bangsa Israel pada abad ke-5 SM, bangsa Israel kemudian menyebar dan bangsa Filistin masih tetap ada dalam wilayah bagian Selatan Kanaan-setelah dihancurkan dari Yerussalem pada abad ke-12 SM-karena tercatat pada abad ke-7 M, bangsa Arab meng-Islamkan bangsa Filistin/Palestina yang tentu terdapat juga doktrin dalam Islam untuk memerangi kaum Yahudi/bangsa Israel pada tataran pemahaman Islam fundamentalisme. Akar konflik kompetisi antar bangsa Israel dan Palestina dalam mendirikan Pemerintahannya sudah mengakar sejak zaman Sebelum Masehi sampai zaman agama dan kemudian zaman negara Modern Israel dan Palestina saat ini.
Catatan Irshad Manji perlu diperhatikan melihat kondisi konflik Israel dan Palestina saat ini:
"Setelah Perang Teluk tahun 1991, Kuwait mengusir setidaknya 300.000 orang Palestina dari perbatasan-perbatasan negerinya sebagai balas dendam terhadap Arafat yang mendukung Saddam Hussein, yang menginvasi Kuwait. Sebagian besar dari yang terusir "tidak pernah mengetahui Palestina atau negara lain selain Kuwait," kata Kanan Makiya, penulis sebuah buku tentang kekejaman dan kebisuan di dunia Arab. Selain memeras orang-orang yang tak berdosa, kata Kanan Makiya, "kelompok-kelompok keamanan semiresmi" di Kuwait "dengan sewenang-wenang menangkap" orang-orang Palestina lain. "Jika orang Palestina tersebut tidak 'hilang', maka itu karena mereka ditembaki di depan umum atau disiksa dan dibunuh."
Berikut ini adalah barometer lain dari kemunafikan Arab. Selama bertahun-tahun, Kuwait mendonasikan lebih sedikit daripada donasi Israel kepada badan-badan PBB yang peduli terhadap nasib pengungsi Palestina. Arab Saudi juga tak mampu mengungguli donasi Israel meskipun uang mereka dari penjualan minyak terus menebal. Dan sekarang? Meskipun pundi-pundi uang mereka begitu berlimpah dan luas negaranya begitu besar untuk bisa ditinggali pengungsi Palestina, namun pemerintah Saudi tidak akan pernah menerima orang Palestina sebagai warga negara mereka. Sebaliknya, mereka akan mengumpulkan dana amal melalui program resmi di televisi yang sangat panjang, guna mendanai para pengebom bunuh diri. Mereka juga akan menghadiahi para keluarga pengebom bunuh diri yang berhasil dengan imbalan ibadah haji ke Makkah. Semua biayanya ditanggung pemerintah Saudi.
Pemerintah Lebanon, Suriah, dan Irak pun bertingkah seolah-olah jika mereka ikut menyelesaikan masalah Palestina, maka mereka hanya akan mengacaukan koeksistensi-yang-rapuh antara kaum Syiah dan Sunni. Dalam kasus Irak, "koeksistensi" berarti minoritas Sunni berkuasa atas mayoritas Syiah. Mengapa harus mengambil risiko untuk mempublikasikan kenyataan itu dengan memberikan kewarganegaraan kepada orang asing, tak peduli dengan berapa kadar ke-Arab-an mereka? Seperti halnya kebijakan di Istana Saud, Saddam mengekspresikan kepeduliannya dengan menanggung kesejahteraan keluarga para pengebom bunuh diri. (Si Paman Besar-julukan bagi Saddam-mempercepat keluarnya dana santunan bagi para pengebom bunuh diri seminggu sebelum perang di Irak.)
Lebanon? Setali tiga uang! Hukum Lebanon sesungguhnya melarang sebagian besar pengungsi Palestina bekerja penuh waktu, membeli tanah, atau menjadi pekerja profesional. Orang Palestina bertahan hidup dengan pekerjaan serabutan. Kenyataannya, satu-satunya negara Arab Islam yang memberikan kewarganegaraan kepada pengungsi adalah Yordania. Itu pun disebabkan kebanyakan orang Yordania secara etnis adalah orang Palestina."
IV. PENUTUP
Uraian di atas dapat dijadikan bahan pertimbangan individual bagi para pembaca apakah akan melakukan dukungan kepada Israel atau Palestina? Yang pasti hak atas suatu wilayah pada kisaran Kota Yerussalem jika didasarkan pada bangsa etnis asli, keduanya, baik Israel dan Palestina merupakan bangsa pendatang pada kisaran wilayah tersebut. Yang perlu diingat adalah kekuasaan struktur kerajaan Israel pernah ada dan berdiri pada masa silam!
Pendudukan Israel atas wilayah Palestina saat ini adalah dapat menjadi bahan pelajaran bangsa Palestina dalam menentukan arah bangsa dan pemerintahan mereka. Apakah mereka perlu tunduk dalam supremasi bangsa Israel atau harus migrasi adalah keputusan bangsa mereka sendiri! Allah tidak akan merubah suatu bangsa jika bangsa itu tidak merubah dirinya sendiri. Bangsa Palestina dapat mempelajari pertimbangan tulisan ini untuk dapat membangun kembali dari reruntuhan bangunan bangsa mereka. Apakah mereka akan mempelajari keruntuhan mereka sendiri untuk membangun struktur kekuasaan bangsa mereka sendiri atau terus terjebak dalam linangan airmata? Toh, pada sejarahnya bangsa Israel juga pernah mengalami kehancuran kerajaan mereka dan membangun kembali menjadi bentuk negara Israel modern saat ini.
V. DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Karen. "The Great Transformation: Awal Sejarah Tuhan (The Great Transformation: The World in the Time of Buddha, Socrates, Confucius and Jeremiah)". Terjemahan Yuliani Liputo. Penerbit Mizan: Bandung. Tahun 2013 Masehi.
Armstrong, Karen. "Masa Depan Tuhan: Sanggahan terhadap Fundamentalisme dan Ateisme (The Case for God: What Religion Really Means)". Terjemahan Yuliani Liputo. Penerbit Mizan: Bandung. Tahun 2011 Masehi.
Manji, Irshad. "Beriman Tanpa Rasa Takut: Tantangan Umat Islam Saat Ini (The Trouble with Islam Today: A Wake-Up Call for Honesty and Change)". Terjemahan Herlina Permata Sari. Nun Publisher: Jakarta Selatan. Tahun 2008 Masehi.
Garaudy, Roger. "Zionis: Sebuah Gerakan Keagamaan & Politik (The Case of Israel: A Study of Political Zionism)". Terjemahan Moelia Radja Siregar. Penerbit Gema Insani Press: Jakarta Selatan. Tahun 1991 Masehi.
"Kanaan". "Wikipedia" https://id.m.wikipedia.org; Amerika Serikat. Tahun 2024 Masehi.
"Kerajaan Israel (Samaria)". "Wikipedia" https://id.m.wikipedia.org; Amerika Serikat. Tahun 2024 Masehi.
"Mesopotamia". "Wikipedia" https://id.m.wikipedia.org; Amerika Serikat. Tahun 2024 Masehi.
"Sungai Efrat". "Wikipedia" https://id.m.wikipedia.org; Amerika Serikat. Tahun 2024 Masehi.
"Sungai Nil". "Wikipedia" https://id.m.wikipedia.org; Amerika Serikat. Tahun 2024 Masehi.
Kota Bekasi, 30 Januari 2025 Masehi.
Teguh Triatmoko.
Siklus Bulan:
1% Pasang Naik.
Komentar